Skip to main content

Stop!

Saya percaya bahwa semua orang bisa menulis. Tapi tidak semuanya punya kemampuan untuk memilah mana yang perlu dikemukakan di muka publik, dan mana yang cukup disimpan untuk konsumsi pribadi. Untuk orang-orang yang yang tidak memiliki kemampuan ini telah diwakili anshori. Selain dia masih ada orang-orang lain yang tidak paham adab dalam berdakwah seperti irish bee. Atau belasan lain yang suka melempar pertanyaan di grup ini. Entah karena benar-benar yang mencari jawaban atau hanya ingin pansos. Tapi biarlah mereka dengan syahwatnya itu. Mungkin dengan banyak atensi dapat menghibur hidup mereka yang sepi. 

Saya adalah suami dari seorang perempuan yang telah dua kali melakukan operasi ceasar. Saya menjadi saksi hidup dari keberanian sosok itu. Operasi ceasar pertama dilakukan karena leher anak kami terlilit tali pusar. Sedangkan yang kedua karena sudah pecah ketuban tapi belum ada pembukaan. Apakah itu artinya istri saya tidak mempunyai ikatan batin dengan kedua belah hati kami? 

Faktanya hingga anak-anak kami berumur 17 dan 13 tahun, mereka sangat dekat dengan istri saya. Bahkan lebih dekat daripada ke saya. Ada beberapa momen tentang ikatan batin mereka. Seperti ketika anak kami Ingin dibelikan sesuatu, tanpa mereka bicara istri saya sudah membelikannya. Dia bilang kalau dia tidak tahu kenapa tiba-tiba dia ingin membeli barang itu. Atau ketika dia masih di kantor perasaannya tidak enak, ternyata anak kami mengalami kecelakaan di rumah. Dan masih banyak lagi kejadian yang mewakili ikatan batin mereka.

Pemikiran seperti anshori ini ternyata banyak juga pengikutnya. Dan dengan sadis mereka menyerang para ibu yang operasi ceasar dengan hujatan. Sedihnya lagi ada pemuka agama atau ahli agama yang menganggap operasi caesar sebagai akibat dari kerjaan setan. Dan tindakan medis tersebut dapat dihindari dengan baca-bacaan atau ritual keagamaan, berdasarkan pengalaman pribadinya. Saya tidak akan membahasnya. Saya hanya akan membahas postingan anshori. 

Saya katakan bahwa pendapat anshori adalah salah dan berbahaya. Salah karena ikatan batin seorang ibu dengan bayinya tidak dapat diukur dari proses persalinannya. Pendapat ini juga telah menafikan fakta tentang hubungan yang terjalin antara ibu dan janin selama 38 hingga 42 minggu selama proses kehamilan. Saya katakan salah karena tidak sedikit juga kasus pembunuhan terhadap bayi atau penelantaran anak yang lahir dari proses persalinan normal. Berbahaya karena jika banyak yang mengamini ini terutama mereka yang akan melakukan persalinan, tidak tertutup kemungkinan kalau mereka akan memaksakan persalinan normal, di saat mungkin hal tersebut tidak dapat dilakukan karena demi keselamatan sang ibu dan jabang bayi.

Saya jarang-jarang mengomentari tulisan orang lain dengan panjang lebar. Tapi tentang tulisan anshori itu saya merasa terpanggil, karena saya merasa bagian dari mereka yang terzhalimi. Dan juga berharap semoga tidak ada lagi orang dungu yang mengaitkan antara proses persalinan dengan ikatan batin antara seorang ibu dengan buah hatinya. Stop sampai di sini!

Comments

Popular posts from this blog

Al-Qur'an: Masterpiece Copywriting dari Sang Pencipta

Pernahkah Anda berpikir bahwa Al-Qur'an, kitab suci umat Islam, bisa disebut sebagai bentuk copywriting yang sempurna? Bagi sebagian orang, gagasan ini mungkin terdengar unik, bahkan mengejutkan. Namun, jika kita melihat lebih dalam, keindahan, kekuatan pesan, dan pengaruh emosional dalam Al-Qur'an memang memiliki banyak kesamaan dengan elemen-elemen dalam seni copywriting . Bahkan, ia melampaui batasan copywriting modern dengan tujuan yang jauh lebih mulia dan dampak yang abadi. Mari kita bedah bersama mengapa Al-Qur'an layak disebut sebagai karya copywriting yang sempurna. Apa Itu Copywriting? Sebelum masuk ke inti pembahasan, mari kita definisikan dulu apa itu copywriting . Secara sederhana, copywriting adalah seni menulis teks yang dirancang untuk memengaruhi pembaca atau audiens agar melakukan tindakan tertentu. Dalam dunia pemasaran, ini sering kali berarti membeli produk, mendaftar layanan, atau bahkan sekadar memberikan perhatian pada suatu pesan. Teks copywriti...

Tren "We Listen, We Don't Judge": Ketika Sepak Bola Humor Salah Kaprah di Indonesia

  Sepak bola dan tren media sosial punya kesamaan menarik: dua-duanya seru, penuh strategi, tapi sering juga salah kaprah saat dimainkan di lapangan yang berbeda. Salah satu tren media sosial yang bikin geger adalah " We Listen, We Don't Judge ." Kalau diibaratkan sepak bola, ini seperti permainan passing bola yang rapi: intinya berbagi cerita tanpa  tackle  berlebihan. Tapi saat tren ini dibawa ke Indonesia, kadang rasanya seperti nonton  striker  ngotot bawa bola sendiri ke gawang... yang malah autogol. Kick-Off: Makna Asli Tren Tren " We Listen, We Don’t Judge " dimulai dengan niat mulia. Bayangkan seorang  striker  yang bekerja sama dengan tim, oper bola cantik, dan akhirnya cetak gol bersama-sama. Di tren ini, semua orang berbagi cerita lucu tentang diri sendiri, sambil memastikan nggak ada yang merasa di- tackle  habis-habisan. Misalnya: "Kemarin ngantuk banget, salah masuk kamar orang lain di hotel. Untung nggak kena  ...

Pedang yang Tak Pernah Mereka Pegang, Tapi Darahnya Menggenang

Mereka bilang Islam menyebar dengan pedang. Itu sudah lagu lama. Kaset usang yang terus diputar ulang, bahkan saat listrik mati akal sehat. Dari ruang kelas hingga siaran televisi, dari artikel ilmiah yang pura-pura netral hingga obrolan kafe yang penuh superioritas samar—semua ikut bernyanyi dalam paduan suara yang berlagak objektif, tapi sebenarnya penuh kebencian dan ketakutan yang diwariskan secara turun-temurun. Konon, agama ini ekspansionis. Konon, para penganutnya doyan perang. Tapi mari kita berhenti sejenak. Tarik napas. Lihat sekeliling. Lihat reruntuhan di Irak yang bahkan belum sempat dibangun kembali. Lihat anak-anak di Gaza yang hafal suara drone lebih daripada suara tawa. Lihat reruntuhan peradaban yang ditinggal pergi oleh para pembawa “perdamaian.” Lalu tanya satu hal sederhana: siapa sebenarnya yang haus darah? Barat menyukai wajahnya sendiri di cermin. Tapi bukan cermin jujur—melainkan cermin sihir seperti di kisah ratu jahat. Di dalamnya, wajah pembantai bisa te...