Lidah adalah salah satu anggota tubuh yang diciptakan Allah dengan segala kesempurnaan fungsinya. Lidah dan mulut sebuah satu kesatuan utuh yang dapat menetaskan segala ide yang berkecamuk di dalam pikiran serta hati. Menghasilkan lisan dan perkataan yang beresonansi. Sayangnya, lisan terkadang tak menyadari kesalahan fatal yang dikeluarkan oleh sang empunya raga. Sering tanpa sadar mengecoh dengan dalih bercerita panjang lebar yang berakhir ghibah, fitnah dan namimah. Sejatinya, lisan ibarat air yang dituangkan melalui poci-poci jiwa. Maka, sudahkah kita mampu menjaga lisan kita? Atau justru ia yang menyebabkan kita jatuh ke dalam As Saqar yang hina? Wallya’udzubillah.
Setelah membaca ini, saya merasa seperti... “I feel you” kepada sosok tokoh utama. Di beberapa cerita saya merasa seperti menjadi tokoh utamanya. Damn... it brings back the memories.
Ada beberapa cerita yang dibiarkan menggantung. Mungkin penulis melepaskan akhir cerita ke pembaca. Tapi overall cerita-cerita ini adalah tausyiah yang disampaikan melalui panca indera para tokoh utamanya. Yang menularkan kebaikan untuk pembacanya.
And that’s right... memang ghibah dan kutu adalah perpaduan yang cocok.
Comments
Post a Comment