Skip to main content

5 Langkah Menulis Cerita Fiksi


Jika kita membaca karya-karya J.K Rowling, mungkin dari kita jadi berpikir, darimana beliau mendapatkan ide sekeren itu dalam membuat dunia Harry Potter. Begitu juga dengan Stephen King yang mampu membuat cerita misteri, hingga membuat para penggemarnya jadi ikut berpikir saat membaca karya-karyanya. Mereka para ahli pembuat cerita fiksi tentu memiliki langkah-langkah dalam menciptakan karyanya tersebut. Kamu juga bisa mengikutinya, lho. Apa-apa saja, sih?

1. Tentukan Tema dan Judul

Tema merupakan langkah awal dalam membuat karya apapun termasuk cerita fiksi. Tentukan apa yang ingin kamu ciptakan. Bisa fiksi ilmiah, horor, thriler, petualangan, fantasi, dan masih banyak lagi. Setelah itu, buatlah judul yang menarik. Beberapa dari pembaca pasti memilih sebuah bacaan dari judulnya terlebih dahulu.

2. Ciptakan Tokoh-Tokohnya

Selanjutnya adalah menciptakan tokoh-tokoh yang akan hadir dalam ceritamu. Bisa dimulai dari nama yang kemudian ditentukan bagaimana perilaku, latar belakang dan penampilan fisiknya. Hal ini sangat diperlukan demi kepentingan imajinasi pembaca yang ingin mendalami hasil karyamu. 

3. Buat Alur dan Latar

Alur juga perlu kamu buat saat akan menulis cerita fiksi. Bisa maju, mundur, atau keduanya. Begitupun dengan latarnya. Tempat mana yang akan kamu jadikan sasaran utama ceritamu. Misalnya di hutan, luar angkasa, desa, dan lain-lain. Latar waktu juga jangan dilupakan. Tentukan apakah kamu ingin kembali ke zaman dulu atau modern seperti sekarang.

4. Lakukan Riset

Meskipun fiksi, riset mengenai hal-hal yang akan hadir dalam ceritamu juga diperlukan. Contohnya, Jurassic World. Ada beberapa dinosaurus yang diciptakan oleh penulisnya. Namun, mereka tidak melupakan dinosaurus yang ada di dunia nyata. Mereka melakukan riset mengenai hewan purba tersebut, dari nama, perilaku, dan habitatnya. 

5. Kembangkan Konsep

Setelah keempat langkah di atas sudah selesai, kamu bisa mengembangkannya menjadi cerita yang lebih luas. Perhatikan kata-kata sesuai standar yang berlaku, ya. Tidak lupa juga memberikan ide-ide segar lainnya di dalam karyamu.

Itulah kelima langkah dalam menulis cerita fiksi. Tidak ada yang tidak bisa jika kamu mencobanya. Jangan lupa juga untuk beristirahat saat sedang membuatnya. Semangat!

Comments

Popular posts from this blog

Al-Qur'an: Masterpiece Copywriting dari Sang Pencipta

Pernahkah Anda berpikir bahwa Al-Qur'an, kitab suci umat Islam, bisa disebut sebagai bentuk copywriting yang sempurna? Bagi sebagian orang, gagasan ini mungkin terdengar unik, bahkan mengejutkan. Namun, jika kita melihat lebih dalam, keindahan, kekuatan pesan, dan pengaruh emosional dalam Al-Qur'an memang memiliki banyak kesamaan dengan elemen-elemen dalam seni copywriting . Bahkan, ia melampaui batasan copywriting modern dengan tujuan yang jauh lebih mulia dan dampak yang abadi. Mari kita bedah bersama mengapa Al-Qur'an layak disebut sebagai karya copywriting yang sempurna. Apa Itu Copywriting? Sebelum masuk ke inti pembahasan, mari kita definisikan dulu apa itu copywriting . Secara sederhana, copywriting adalah seni menulis teks yang dirancang untuk memengaruhi pembaca atau audiens agar melakukan tindakan tertentu. Dalam dunia pemasaran, ini sering kali berarti membeli produk, mendaftar layanan, atau bahkan sekadar memberikan perhatian pada suatu pesan. Teks copywriti...

Tren "We Listen, We Don't Judge": Ketika Sepak Bola Humor Salah Kaprah di Indonesia

  Sepak bola dan tren media sosial punya kesamaan menarik: dua-duanya seru, penuh strategi, tapi sering juga salah kaprah saat dimainkan di lapangan yang berbeda. Salah satu tren media sosial yang bikin geger adalah " We Listen, We Don't Judge ." Kalau diibaratkan sepak bola, ini seperti permainan passing bola yang rapi: intinya berbagi cerita tanpa  tackle  berlebihan. Tapi saat tren ini dibawa ke Indonesia, kadang rasanya seperti nonton  striker  ngotot bawa bola sendiri ke gawang... yang malah autogol. Kick-Off: Makna Asli Tren Tren " We Listen, We Don’t Judge " dimulai dengan niat mulia. Bayangkan seorang  striker  yang bekerja sama dengan tim, oper bola cantik, dan akhirnya cetak gol bersama-sama. Di tren ini, semua orang berbagi cerita lucu tentang diri sendiri, sambil memastikan nggak ada yang merasa di- tackle  habis-habisan. Misalnya: "Kemarin ngantuk banget, salah masuk kamar orang lain di hotel. Untung nggak kena  ...

Pedang yang Tak Pernah Mereka Pegang, Tapi Darahnya Menggenang

Mereka bilang Islam menyebar dengan pedang. Itu sudah lagu lama. Kaset usang yang terus diputar ulang, bahkan saat listrik mati akal sehat. Dari ruang kelas hingga siaran televisi, dari artikel ilmiah yang pura-pura netral hingga obrolan kafe yang penuh superioritas samar—semua ikut bernyanyi dalam paduan suara yang berlagak objektif, tapi sebenarnya penuh kebencian dan ketakutan yang diwariskan secara turun-temurun. Konon, agama ini ekspansionis. Konon, para penganutnya doyan perang. Tapi mari kita berhenti sejenak. Tarik napas. Lihat sekeliling. Lihat reruntuhan di Irak yang bahkan belum sempat dibangun kembali. Lihat anak-anak di Gaza yang hafal suara drone lebih daripada suara tawa. Lihat reruntuhan peradaban yang ditinggal pergi oleh para pembawa “perdamaian.” Lalu tanya satu hal sederhana: siapa sebenarnya yang haus darah? Barat menyukai wajahnya sendiri di cermin. Tapi bukan cermin jujur—melainkan cermin sihir seperti di kisah ratu jahat. Di dalamnya, wajah pembantai bisa te...