Pernah lihat keledai bawa kitab suci? Nggak usah jauh-jauh membayangkan, cukup pahami makna dari pepatah ini: “A donkey carrying a pile of holy books is still a donkey.” Sekilas, kalimat ini terdengar lucu, tapi kalau direnungkan, nyesek juga. Karena bukankah banyak di antara kita yang tak ubahnya seperti keledai itu? Penuh ilmu, tapi kosong makna.
Bayangkan ada seseorang yang mengoleksi buku-buku filsafat, tapi hidupnya masih penuh dengan prasangka dangkal. Atau seseorang yang hafal banyak ayat dan hadis, tapi kelakuannya jauh dari nilai-nilai itu. Mereka bagaikan keledai yang memikul kitab suci—memuat begitu banyak ilmu di punggungnya, tapi tak menyerap esensinya.
Beban Ilmu Tanpa Pemahaman
Ada orang yang bangga bisa mengutip teori-teori hebat, tapi kalau disuruh menerapkannya dalam kehidupan, malah bingung. Ada yang rajin mengikuti seminar motivasi, tapi tetap malas bergerak. Ada juga yang suka menasihati orang lain tentang kebijaksanaan, tapi hidupnya sendiri berantakan. Ilmu itu penting, tapi tanpa penghayatan dan tindakan, ia tak lebih dari beban berat yang cuma dipanggul tanpa manfaat.
Di era digital ini, semua informasi bisa didapat dalam hitungan detik. Tapi apakah dengan membaca banyak artikel, menonton video motivasi, atau menghafal kutipan inspiratif kita otomatis jadi lebih bijaksana? Tidak juga. Tanpa refleksi dan aksi nyata, semua itu hanya menumpuk seperti beban yang makin lama makin berat.
Kenapa Banyak Orang Jadi 'Keledai Pembawa Kitab'?
Ada beberapa alasan kenapa seseorang hanya menimbun ilmu tanpa benar-benar memahaminya:
Pencitraan – Ingin terlihat pintar dan berwawasan luas, tapi sebenarnya cuma pamer.
Takut Berubah – Paham bahwa ilmu menuntut perubahan, tapi lebih nyaman dengan kebiasaan lama.
Pemahaman Dangkal – Hafal teori, tapi nggak ngerti inti sarinya.
Malas Mengamalkan – Mengetahui kebaikan itu satu hal, melakukannya adalah hal lain.
Dari 'Keledai Pembawa Kitab' Jadi Orang yang Bijak
Lantas, bagaimana caranya agar kita tidak terjebak jadi keledai pembawa kitab? Berikut beberapa hal yang bisa dilakukan:
Belajar dengan Kesadaran – Jangan cuma baca atau dengar, tapi renungkan dan pahami.
Terapkan Ilmu – Jangan berhenti di pengetahuan, lakukan sesuatu dengan apa yang sudah dipelajari.
Berani Berubah – Ilmu sejati mengubah cara kita berpikir dan bertindak.
Fokus pada Pemahaman, Bukan Sekadar Status – Ilmu bukan soal terlihat hebat, tapi soal pertumbuhan diri dan manfaat bagi sekitar.
Kita semua mungkin pernah menjadi 'keledai pembawa kitab' di beberapa titik dalam hidup. Tapi kita punya pilihan: tetap menimbun ilmu tanpa makna, atau mulai memahami dan mengamalkannya. Sebab pada akhirnya, dunia tak butuh orang yang sekadar tahu banyak, tapi orang yang benar-benar bijak dan bertindak.
Comments
Post a Comment