Cookie tersayang,
Hari ini, rumah terasa lebih sunyi. Tidak ada suara langkahmu yang pelan, tidak ada tatapan matamu yang lembut, dan tidak ada sentuhan hangat tubuhmu yang dulu selalu mencari tempat di samping kami. Hari ini, kami harus belajar merelakan, meski hati belum siap.
Kamu sudah lebih dari sekadar kucing. Kamu adalah keluarga. Sepuluh tahun lebih kamu menemani kami — dari pagi yang riuh sampai malam yang hening, dari tawa sampai air mata. Kamu hadir dalam setiap momen kecil kami, diam-diam mengikatkan diri lebih dalam dari yang pernah kami sadari.
Kami ingat betul bagaimana kamu tak pernah sekalipun merepotkan. Kamu anak yang baik. Tidak pernah mencuri makanan, tidak pernah marah, bahkan saat tubuhmu mulai renta dan sakit pun, kamu tetap lembut. Tidak ada cakar, tidak ada gigitan. Hanya tatapan penuh percaya dan cinta yang membuat kami semakin hancur melihatmu lemah.
Istriku, yang dengan sabar menyuapi dan membujukmu makan, menangis hari ini. Tapi juga bersyukur, karena kamu pergi dengan tenang. Dalam pelukan cinta, dalam bisikan lembut, dalam damai yang sepantasnya kamu terima setelah semua kebaikanmu.
Kami tidak ingin mengingatmu sebagai sosok lemah di akhir hayatmu. Tidak, Cookie. Kami ingin mengingatmu seperti dulu — lucu, gembul, dan penuh semangat. Yang selalu ingin dekat, yang membiarkan kakinya dibersihkan sebelum naik ke tempat tidur, yang datang menghampiri saat kami sedang sedih, dan yang tak pernah lelah menghibur dengan caramu yang unik.
Cookie, terima kasih. Untuk segalanya. Untuk cinta yang tidak bersyarat, untuk kesetiaan yang tidak tergoyahkan, untuk semua momen yang sekarang menjadi kenangan paling indah.
Kalau nanti surga benar-benar ada untuk makhluk kecil seperti kamu, kami mohon — tunggulah kami di sana. Kita akan bertemu lagi. Dalam pelukan hangat yang tak akan pernah dipisahkan oleh waktu atau sakit.
Tidurlah, sayang. Dalam damai dan cahaya.
Dengan cinta yang tak akan habis,
Keluargamu
Comments
Post a Comment