Zaman dulu, saat dunia masih terbakar oleh Perang Dunia II, ada satu pertanyaan sederhana yang bikin para ahli militer garuk-garuk kepala: “Gimana caranya bikin pesawat tempur kita lebih tahan tembak?” Mereka lalu melakukan hal yang terdengar masuk akal — menganalisis pesawat-pesawat yang berhasil pulang dari medan perang. Jadi setiap kali ada pesawat yang kembali, mereka catat di mana saja si pesawat ini bolong tertembak peluru musuh. Mereka bikin peta besar-besaran dengan titik-titik merah di badan pesawat. Dan hasilnya? Ada pola yang jelas. Mayoritas lubang peluru berada di bagian sayap, ekor, dan sebagian besar badan pesawat. Langkah logis selanjutnya? Tambahin lapisan baja di bagian-bagian yang paling banyak bolongnya itu. Toh, kalau itu yang paling sering kena tembak, berarti itu yang paling butuh perlindungan ekstra, kan? Tapi tunggu dulu. Di sinilah muncul satu nama yang belakangan jadi legenda di dunia statistik: Abraham Wald . Wald bukan tentara. Dia bukan insinyur pesawa...